Dalam sekian tahun akhir, Kota Medan sudah jadi perhatian public karena ramainya kasus judi bola dan perampok yang terjadi di beberapa teritori. Tindak kriminil ini bukan hanya memunculkan perasaan takut di kelompok masyarakat, tapi juga berpengaruh secara langsung pada kualitas hidup dan citra keamanan kota. Perampok, yang sering dilaksanakan kekerasan atau teror pada korban, menggambarkan masalah serius dalam faktor keamanan public dan penegakan hukum. Dengan ramainya kasus perampok yang memberikan ancaman ketenteraman warga, Medan, yang semestinya menjadi pusat perkembangan dan ekonomi Sumatra, saat ini hadapi permasalahan besar. Beberapa orang sudah menjadi takut akan kejahatan perampok, yang sudah dilakukan kekerasan dan teror senjata tajam, khususnya pada malam hari. Peristiwa ini tidak cuma permasalahan kriminil. Itu lebih dari itu, itu memperlihatkan ketidakberhasilan mekanismeik yang mengikutsertakan beragam faktor kehidupan sosial dan pemerintah. Perampok di medan tidak tampil demikian saja. Ada akar permasalahan yang lebih dalam dibalik perlakuan beringas itu, dimulai dari kenaikan kesenjangan ekonomi, mekanisme penegakan hukum yang tidak efektif, sampai minimnya perhatian pada pembenahan sosial pada tingkat akar rumput. Kota yang semestinya aman untuk melakukan aktivitas saat ini menjadi tempat riskan untuk beberapa orang, khususnya untuk mereka yang kurang sanggup dan terpinggirkan secara sosial-ekonomi. Aktor perampok, yang sering asal dari barisan yang menemui kesusahan ekonomi, nampaknya merasa kekerasan ialah salah satu langkah untuk tetap bertahan hidup. Disamping itu, kasus perampok ini memperlihatkan ketakmampuan aparatur penegak hukum untuk melawan tindak kriminil yang makin bertambah. Walaupun beberapa usaha polisi sudah dilaksanakan, perampok masih tetap menjadi teror untuk masyarakat Medan. Aktor kejahatan merasa bebas lakukan perbuatannya tanpa takut dijatuhi hukuman karena tidak ada keteguhan dalam memberi ancaman ke mereka yang lakukan kejahatan. Ini memperlihatkan ketakmampuan negara membuat perlindungan hak dasar masyarakatnya, seperti perasaan aman. Tetapi, permasalahan perampok ini harus diperhitungkan sebagai sisi dari kritis sosial yang bertambah luas. Beberapa orang tertentu memakai kebatasan akses ke pendidikan, tugas, dan servis kesehatan di Kota Medan untuk melakukan tindakan di luar batasan. Beberapa warga Medan, khususnya mereka yang ada di wilayah tepian dan kotor, diterpa keputusasaan yang memaksakan mereka untuk cari langkah untuk tetap bertahan hidup, walaupun itu ialah langkah yang menyalahi hukum. Beberapa masyarakat merasa teralienasi dan kehilangan rasa mempunyai pada kota mereka karena kesenjangan sosial yang makin bertambah. Karena kondisi ini, bukan hanya dibutuhkan kenaikan penegakan hukum, tapi juga usaha mekanismeik lebih mendalam untuk pecahkan permasalahan dasar. Lapangan pekerjaan harus inklusif, kesenjangan sosial harus dikurangkan, dan akses kesehatan dan pendidikan agar lebih rata. Kebalikannya, kesadaran warga akan keutamaan menjaga keamanan lingkungan harus juga dipertingkat. Supaya permasalahan perampok ini bisa dituntaskan dengan lengkap, memerlukan bekerja sama di antara aparatur penegak hukum, pemda, dan warga.